PESONA KAIN NUSANTARA, KEINDAHANNYA BIKIN MATA NGGAK BERKEDIP (BAG.1)

09 Aug 2018   Ku Ka   Saatnya Lokal   Dibaca : 2841 kali.
Pesona Kain Nusantara, Keindahannya Bikin Mata Nggak Berkedip (Bag.1)

Kawan Ku Ka, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan sebanyak 33 kain tradisional sebagai warisan budaya tak benda dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagai generasi muda bangsa kita patut bangga dan bertanggung jawab dalam menjaga kelestariannya. Kamu nggak mau kan kalau tiba-tiba diklaim oleh negara lain?! Oh jangan sampai terjadi lagi!


Setiap pekan Ku Ka akan membahas keindahan wajah bidadari eh maksudnya keindahan kain-kain dari Indonesia. Jangan bosan, ya! Tapi jangan melongo juga karena terlalu indah, ya! Dimulai dari kepulauan paling barat di Indonesia dulu, yaitu pulau Sumatera.
 

Kerawang Gayo (Aceh)
 


Foto: instagram.com/etnisgayo

Foto: bandaacehtourism.com


Istilah "kerawang" berasal dari kata "ker" dalam bahasa Gayo artinya "daya pikir, rancangan yang abstrak menjadi spontan. Kata "rawang" berarti bayangan fenomena alam. Jadi "Kerawang"  adalah wujud spontanitas dari bayangan pada fenomena alam semesta. Coba lihat kain-kain yang dipajang itu, siapa yang nggak ngiler akan kecantikannya?


Ulos Batak Toba (Sumatera Utara)
 

Foto: instagram.com/kainulosbatak

Foto: travel.detik.com


Ulos merupakan kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Merupakan simbol restu, kasih sayang, serta persatuan, sesuai dengan pepatah Batak yang berbunyi: “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong”, yang artinya adalah jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya maka ulos adalah pengikat kasih sayang antara sesama.

Ulos berarti selimut (secara harfiah) yang menghangatkan tubuh dan melindungi dari udara dingin. Nah, menurut kepercayaan leluhur suku Batak ada tiga sumber pemberi panas kepada manusia, yakni matahari, api, dan ulos. Ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari. Seperti kamu yang bikin nyaman di tengah hujan dan panas, mampu memberikan kehangatan dan kesejukan. Aw!


Songket Pandai Sikek (Sumatera Barat)
 

Foto: instagram.com/dimassinggih

Foto: mapio.net


Motif-motif tenun pandai sikek yang berupa cukie (pola yang mengisi bagian-bagian dari kain) dan sungayang (corak keseluruhan kain tenun songket) diyakini sebagai motif asli yang ditenun oleh perempuan-perempuan Pandai Sikek pada masa lampau. Motif-motif pada kain tenun songket pandai sikek, konon selalu diambil dari contoh kain-kain tua yang sering dikenakan sebagai pakaian pada upacara-upacara adat dan untuk fungsi lain dalam lingkup acara adat sebagai tando dan dipajang pada waktu batagak (mendirikan) rumah.


Menurut tradisi di Pandai Sikek, pembuatan kain tenun songket yang dilakukan oleh kaum perempuan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni untuk keperluan sendiri serta untuk dijual. Pembuatan kain tenun songket yang diperuntukan bagi sanak saudara atau kerabat dekat biasa dikerjakan setelah pulang dari sawah maupun kebun, sementara pembuatan kain songket yang akan dijual dilaksanakan seharian penuh mulai pagi hingga sore hari. Kerja keras perempuan Minang memang tidak bisa ditandingi, ya!


Tenun Siak (Riau)
 

Foto: instagram.com/qinoysalon

Foto: Wego


Pada mulanya, benang yang digunakan pada Tenun Siak merupakan benang sutera yang dipadukan dengan benang emas dan perak dalam bentuk berbagai motif. Berdasarkan sejarah yang ada, pedagang Tiongkok yang sering membawa benang sutera, sementara para pedagang India sering membawa benang emas maupun perak. Seiring dengan mahalnya harga benang-benang tersebut, selanjutnya tenun menggunakan benang kapas. Pada masa pembuatan menggunakan benang sutera inilah songket menjadi salah satu simbol kedudukan dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu. Kemewahan dan strata sosial terlihat dengan penggunaan benang yang dipakai. Sekarang sobat miskin pun bisa mengenakan Tenun Siak untuk tampil gaya di setiap kesempatan jadi sosialita.


Tudung Manto (Kepulauan Riau)
 

Foto: linggakab.go.id


Tudung manto merupakan kelengkapan pakaian adat perempuan Melayu Daik, berupa kain tipis penutup kepala yang terbuat dari berbagai jenis kain seperti kain kase, kain sifon, kain sari, dan kain sutera dengan warna tertentu seperti kuning, hijau, merah, hitam dan putih. Ciri khas utama tudung manto adalah hiasan tekat berbagai motif yang dibuat menggunakan kawat lentur seperti benang berwarna perak ataupun emas yang disebut genggeng atau kelingkan. Kelingkan adalah hiasan wajib dalam pembuatan tudung manto, dan tidak boleh diganti dengan bahan hiasan lainnya. Kamu pun nggak tergantikan di hati Ku Ka, sama spesialnya!


Kain Besurek (Bengkulu)
 

Foto: instagram.com/batikbesurek.bengkulu

Foto: kompasiana.com


Kain besurek merupakan batik khas Bengkulu dengan motif kaligrafi Arab. Pada umumnya, batik ini berciri khas kaligrafi dengan perpaduan Rafflesia sebagai motifnya yang merupakan simbol khas Bengkulu. Iya, Rafflesia yang baunya menyengat itu seperti janji-janji yang menguap tanpa bukti :’(

Kain Lantung (Bengkulu)



Foto: bengkuluekspress.com

Foto: instagram.com/id_dewangga

 

Masyarakat Bengkulu dalam membuat kain lantung menggunakan jenis pohon dengan kulit bergetah karena kulit kayu yang bergetah dinilai tidak mudah rusak. Umumnya kulit kayu yang digunakan untuk menghasilkan lantung itu adalah pohon karet hutan, pohon ibuh, dan pohon terap. Pembuatan lantung dimulai dari memotong pohon karet hutan, ibuh dan terap untuk diambil kulitnya sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Selanjutnya kulit kayu tersebut dipukul-pukul dengan alat pemukul kayu yang dibuat sedemikian rupa. Dulu Kulit Lantung dijadikan sebagai pakaian oleh masyarakat Bengkulu, karena faktor kerasnya hidup dan tekanan para penjajah. Sekarang Kulit Lantung digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan kulit khas Bengkulu seperti tas, topi, dompet, kreasi pakaian, dan sebagainya. Satu kain berbagai kreasi, kreatif sekali warga Bengkulu, ya! Bangga kan? Bangga dong!


Masih ada berbagai kain khas daerah-daerah se-Indonesia yang harus kamu ketahui. Blogpost berlanjut minggu depan, ya! Kami tahu kalian bakal kangen, karena kami juga begitu! See youuuu!


Foto sampul: wacana.co



(Frans Palangan)

Comments
Use a Facebook account to add a comment, subject to Facebook's Terms of Service and Privacy Policy. Your Facebook name, photo & other personal information you make public on Facebook will appear with your comment, and may be used on Starvision's media platforms. Learn more.